Produk Turunan Melon
Pertamina Refinery Unit III Plaju mengajak masyarakat memanfaatkan limbah Non B3 untuk urban farming. Limbah Non B3 merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan berupa skrap dan reja yang tidak termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun.
Area Manager Communication, Relations & CSR RU III Plaju Siti Rachmi Indahsari mengungkapkan limbah ini dapat mempunyai nilai tambah dan masyarakat dapat penghasilan tambahan. Beberapa jenis limbah non B3 dapat dikreasikan berupa kayu palet bekas, jerigen bekas hand soap atau hand sanitizer dan karung produk polytam reject.
"Limbah non B3 tersebut dikreasikan menjadi beberapa produk turunan yang bermanfaat dan bernilai jual, antara lain, kayu palet bekas dimanfaatkan untuk media penanaman-rak tanaman urban farming dan media budidaya, khususnya untuk pembesaran burayak ikan cupang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jerigen bekas hand soap atau hand sanitizer dimanfaatkan untuk pot tanaman, tempat sabun untuk wastafel portable, tempat breeding ikan cupang, dan tempat tissue," imbuh di Kampung Kreasi, Kelurahan Talang Bubuk, Kecamatan Plaju, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Selain itu, kata dia, limbah non B3 juga dapat dimanfaatkan menjadi Larung Polypropylene (Polytam) reject yang dipadukan dengan kain Jumputan Palembang untuk goody bag dan pouch bernilai jual sekaligus dapat menambah penghasilan ibu rumah tangga yang memiliki skill menjahit.
Salah satu warga setempat yakni Choirul Bahri mengaku terbantu dengan Limbah Non B3 dari Pertamina ini. Menurutnya, ada banyak hasil daur ulang yang dimanfaatkan dari limbah tersebut, sehingga memberikan keuntungan bagi dirinya.
"Kami sangat terbantu dengan limbah non B3 dari kilang ini. Palet kemarin dimanfaatkan ibu-ibu untuk rak tanaman, baru dapat 5 rak. Selain itu juga, palet sama jerigen dijadikan kawan-kawan untuk budidaya ikan hias," ucapnya.
"Hari ini ibu-ibu buat pot bunga dari kain handuk bekas dan semen. Alhamdulillah, bermanfaat dan semoga menjadi ladang amal untuk Pertamina juga," imbuhnya.
Tidak hanya itu, pemanfaatan limbah non B3 ini juga turut menjadi bagian dari penghilang stress di masa pandemi COVID-19. Ibu Etawati misalnya memperoleh manfaat dari pemanfaatan limbah non B3 ini untuk menanam bunga hingga sayur-sayuran.
"Alhamdulillah karena ada kayu palet dari kilang terus dibuat sama bapak-bapak jadi rak tanaman, ibu-ibu punya kegiatan. Kami tanam bunga, sayur, cabai begitu di depan pekarangan sempit depan rumah. Lumayan, bikin gak stress mikir Covid terus. Belum lagi karungnya, bisa jadi goody bag juga, menghasilkan uang tambahan," jelasnya.
Oleh: Steven Huels, General Manager, AI Business Unit, Red Hat Perubahan tidak sekadar konstan – melainkan penggerak di balik pertumbuhan...
You can`t add more product in compare
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Balikpapan (ANTARA) - Polisi menyimpulkan kecelakaan tabrakan antara truk pembawa campuran beton siap tuang PT Fortuna Ready Mix dengan truk lainnya pembawa beton cair lainnya di turunan Jalan Soekarno-Hatta, Muara Rapak, Kota Balikpapan, Selasa (27/12) sore pukul 16.00 Wita adalah sebab kesalahan manusia (human error).
Akibatnya, sopir truk Alex Thomas (64), warga Jalan Proklamasi, Manggar, Balikpapan Timur, mengalami luka berat dan kemudian meninggal dunia di RS Kanujoso Djatiwibowo satu jam sesudah kejadian.
“Dalam kejadian itu, pengemudi tidak mengerem sementara sudah memutar setir menghindari tabrakan dengan mobil angkutan kota,” jelas Direktur Lalu Lintas Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi Sonny Irawan, Rabu.
Malang tak dapat ditolak, dengan banting setir ke kiri, truk Alex justru berhadapan langsung dengan pantat truk yang sedang menurunkan muatan beton cair untuk proyek pelebaran Jalan Soekarno-Hatta di pinggir ruas jalan tersebut.
Kabin truk Alex langsung menghantam bemper truk yang parkir itu, membuat setir melesak naik ke arah dadanya, sementara kepala Alex terayun ke depan membentur setir.
Di ruas itu, Jalan Soekarno-Hatta terbagi pada 2 jalur, satu untuk setiap arah, yaitu ke utara naik dan ke selatan turun. Bagian turun terkenal dengan sebutan Turunan Rapak.
Setiap jalur terbagi lagi menjadi 2 lajur sehingga 2 kendaraan searah dapat melaju bersisian. Truk Alex berada di Turunan Rapak, di titik itu yang pada pukul 16.00 Wita, adalah ujung dari antrean kendaraan yang berhenti saat lampu lalu lintas menyala merah di Simpang Rapak.
Saat ini di Turunan Rapak sedang dikerjakan proyek penambahan lajur atau pelebaran jalan. Ironisnya, proyek ini adalah untuk antisipasi kejadian seperti kecelakaan ini.
“Kita sudah mengecek system pengereman, hasil sementara diketahui rem berfungsi dengan baik. Tidak ada kebocoran, tidak ada kerusakan, tidak ada udara yang masuk dan lain sebagainya,” lanjut Kombes Sonny.
Sistem pengiriman truk tronton yang dikendarai Alex menggunakan sistem pneumatic atau menggunakan tekanan angin untuk menggerakkan sepatu rem menjepit cakram rem. Kadangkala rem tidak berfungsi maksimal bila angin dari kompresor keluar di satu titik tertentu (bocor) sehingga sistem kekurangan tekanan untuk menjepit cakram rem dan menghentikan kendaraan.
“Rem berfungsi dengan baik,” kata Kombes Sonny sekali lagi.
Kesalahan atau human error yang terjadi adalah sopir tidak lantas menginjak rem begitu membanting setir ke kiri. Mengapa demikian, masih didalami oleh kepolisian.
“Karena ini kasusnya kecelakaan, dan pengemudi selaku tersangka meninggal dunia maka kasusnya akan kami hentikan penyidikannya,” lanjut Dirlantas. Pihaknya akan segera mengeluarkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3).
Namun demikian, di sisi lain, polisi menemukan masa berlaku izin kelayakan kendaraan atau KIR dari truk Alex sudah kadaluwarsa selama 1 tahun 4 bulan. Terakhir truk itu diuji di Bantul, Yogyakarta. Menurut Dirlantas, pihaknya masih akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Balikpapan untuk hal tersebut.